Polres Nganjuk Bersolawat dalam rangka Peringati Nuzulul Qur' an



Nganjuk, Radar MP - Dalam Rangka peringati Nuzulul Qur'an .
Tabliq Akbar berkumandang dan menggema mengiringi kegiatan Satuan tugas Nusantara sekaligus Hari Ulang Tahun Bhayangkara ke 72,di halaman Markas Kepolisian Resort Nganjuk,sedianya Jum’at malam, 23 Ramadhan 1439 H( 8 juni 2018)sekitar pukul 19.30 wib.
Saat dikonfirmasi awak media online, Kapolres Nganjuk, AKBP Dewa Nyoman Nata Winata S.I.K, MH, menyampaikan bahwa Tabliq Akbar ini adalah rangkaian kegiatan Satgas Nusantara yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Nuzulul Qur’an 1439 H dan HUT Bhayangkara ke 72.

"Selain itu, kegiatan Polres Nganjuk Bersholawat ini digelar sebagai upaya menciptakan kerukunan beragama dan juga menciptakan situasi kondusif jelang Pilkada 2018, termasuk di Kabupaten Nganjuk ini,”ungkapnya.

Ditambahkan juga oleh Kapolres Dewa, Satgas Nusantara adalah tugas untuk menciptakan suasana yang kondusif dari paham radikal dan paham-paham negatif yang ada di masyarakat. “Sehingga kita dapat menumbuhkan kegiatan yang lebih mengarah pada kemasyarakatan. Dan tentunya kita juga melibatkan seluruh elemen masyarakat,” jelasnya.

Hadir dalam Tabliq Akbar tersebut tokoh agama dan ulama diberbagai wilayah di Kabupaten Nganjuk. Diantaranya KH.Ali Musthofa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang juga sebagai Rois PC NU. Kemudian, KH. Achmad Qulyubi Dahlan, KH.Syamsudin, KH. Kosin, KH.Ridwan dari Pondok Krempyang, KH.Wahab Yahya dari PW. RA, KH.Solikhin dari FKUB, KH.Ilyas dari Ngetos, KH.Moch Yasir selaku ulama Kamtibmas dan sejumlah ulama lainnya seperti Gus Moch.Muslih dari PW.RA, Gus Nasih, Gus Halim dan Gus Mujib serta dari Ansor, Banser termasuk ribuan jamaah sholawat.

Dalam acara Polres Nganjuk Bersholawat ini, Polres Nganjuk membagikan Kitab Suci Al Qur’an sebanyak 2.000 buah kepada jamaah sholawat, serta bingkisan takjil yang dibagikan kepada seluruh pengunjung yang hadir dalam tabliq akbar bulan ramadhan 2018 ini.

Sementara itu, KH.Achmad Qulyubi Dahlan, dari Pondok Mifthahul Huda, Keringan, Mangundikaran Nganjuk,
menjelaskan bahwa Islam itu berasal dari kalimat assalam yang berarti agama penyelamat, dan juga dari kalimat assilmu yang berarti islam itu adalah perdamaian dan penyerahan. “Maka dari itu, hakekat dari islam itu sendiri adalah perdamaian, penyelamat dan penyerahan diri kepada Tuhan yang maha esa,” terangnya.

Sedangkan jihad, menurut KH. Qulyubi Dahlan, berasal dari kata jahadam yang berarti berjuang dengan kesungguhan.Jadi jika digunakan untuk melakukan teror, bom, tentu pengertian jihad sudah dibelokkan bahasa dan arah bahasa serta arti dari jihad itu sendiri. Jadi arti jihad itu berjuang dengan kesungguhan, bukan untuk pengerusakkan. Bahkan Tuhan sangat membenci pengerusakkan.

Maka dari itu, tidak layak jika orang mengatakan dirinya islam, tapi tidak menunjukkan sikap dan perilaku damai dan menyelamatkan orang lain.
“Karena ciri khas islam itu adalah berhubungan sempurna dengan Tuhan semesta alam dan berhubungan dengan manusia secara Sempurna dengan akhlakhul kharimah, dan tidak merusak alam semesta.Itulah islam yang sebenarnya,”jelasnya.(siwi)

Post a Comment

0 Comments