dr.Hadi Puspita: Program Contra War, Sutera Emas dan Si jari Emas Bukan cuma Aplikasi




Malang, Radar MP - Dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional yang ke XXV tahun 2018, Kabupaten Malang melalui DPPKB mengadakan serangkaian kegiatan mulai dari berbagai macam lomba yang diikuti oleh para kader terkait seKabupaten Malang.

Yang mana acara tersebut bertempat di wilayah Kecamatan Pujon Berlangsung selama tiga hari dan dimulai pada tanggal (30/8) hingga puncak acara (1/9) berpusat di Lapangan Desa Pandesari.
Puncak kegiatan Harganas dimulai pagi hari pada pukul sekitar 8.00 diikuti oleh semua kader beserta tamu undangan dari jajaran Muspida Kabupaten Malang, Kepala Dinas DPPKB propinsi Jawa Timur dan tidak lupa hadir juga Bupati serta Wakil Bupati.

Peringatan Hari Keluarga Nasional tahun ini memang beda, karena bersamaan dengan berahirnya jabatan dr.Hadi Puspita sebagai Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kabupaten Malang yang juga memasuki Masa Purna tugas selaku ASN.

Bupati dalam sambutannya " saya sampaikan terima kasih banyak terhadap saudara dr.Hadi Puspita yang telah banyak berkontribusi kepada Kabupaten Malang selama ini dan diharapkan bagi penggantinya agar bisa meneruskan program yang sudah ada dan terus berkreasi serta mengembangkan inovasi agar bisa bermanfaat bagi warga masyarakat secara umum dan Dinas ".

Selain itu, H.Rendra kresna menyoal " tidak harus seorang dokter yang menjadi Kepala Dinas Kesehatan pun juga Kepala DPPKB, karena dia berfungsi sebagai Managerial dalam Instansi tersebut ". Terangnya.

Sedangkan dr.Hadi Puspita sewaktu diwawancarai awak media (1/9) "saya berharap agar semua program yang selama ini berjalan bisa dilanjutkan oleh pengganti saya dan saya yakin beliau mampu untuk itu, seperti halnya program Contra War, Sutera Emas dan Si jari emas, bukan hanya sekedar aplikasi, tapi lebih dari itu merupakan program secara utuh yang harus dijalankan semua serba Real time jadi By Name By dress By giss.

" Dengan pimpinan yang baru, kami ingin ini lebih maju dan kami tidak ingin seperti program Sutera Emas dulu yang sudah sampai luar negeri diakui PBB, tapi malah dihentikan oleh kepala dinas kesehatan waktu itu karena tidak suka dengan program tersebut.
Ahirnya nasib sutera emas itu mati dan baru saat ini hidup lagi aplikasinya, tapi tidak berjalan sebagaimana mestinya yang seharusnya ada proses Entri data, Survellen dan lain-lain itu tidak".

Sementara si jari Emas di RSUD Kepanjen malah saya rasa bagus, sebagai contoh kalau ada pasien Bumil bisa langsung ditangani, siap mulai dari Diagnosa penyakit yang mungkin menjangkiti Bumil, Golongan Darah, Berapa kantong persediaan darah, tersedianya dokter spesialis ".

Itu tadi yang di bilang Bupati " harus ada kolaborasi program antara Contra War, Sutera Emas Dan Si jari emas .dengan begitu akan terwujud Kabupaten Malang yang Hebat. Dan Contra War sendiri telah berhasil menurunkan angka kematian 50% sehingga pada tahun 2018 ini baru kejadian Bumil meninggal satu orang yang biasanya hari gini sudah bisa mencapai 20 orang meninggal ".

Selain itu, seandainya saya dimintai tolong terkait program tersebut, saya walaupun sudah purna masih bersedia membantu sampai betul-betul sistem ini bisa berjalan lancar tanpa saya ". Pungkas pria sederhana yang murah senyum ini pada awak media. (Ich/ip/rc)

Post a Comment

0 Comments