Sebatangkara hidup digubuk di area punden desa Getas , Mbah Satinem belum tersentuh Pemerintah.




Nganjuk,  Radar MP -  Mbah Satinem (80) , warga Desa Getas Kecamatan Tanjunganom Nganjuk, hidup sendiri dalam kemiskinan.
Sehari hari nenek ini tidur di gubuk bambu dalam area punden desa. Makan dan minum hanya mengandalkan pemberian dari warga sekitar.

Melihat kondisinya yang renta dan sakit sakitan tak mampu lagi ia bekerja sebagai tukang pijat.
Lebih-lebih kakinya yang sakit membengkak, tak mampu berjalan lama.

Hidup dalam kemiskinan ini ia jalani sejak 10 tahun lalu, semenjak cerai dengan suaminya.
Tak memiliki anak dan saudara , ia sempat terlantar dan tidur di dalam punden Desa Getas, hingga ahirnya di bangunkan rumah oleh warga desa di area punden tersebut.

Selama ini  mbah Satinem merasa ,"belum mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Nganjuk , belum pernah menerima bantuan apapun,  apalagi  program bantuan untuk janda dan lansia ,"katanya.

Mbah Satinem yang tak memiliki penghasilan itu, juga merasa dibebani dengan tarikan listrik yang tersalur di sebesar Rp 25 ribu perbulannya.

"Berharap pemerintah bisa memberikan batuan baik sembako atau bedah rumah, karena kondisi sebagian sudah pada rusak," kata mbah Satinem.

Sementara Camat Tanjunganom Nganjuk, mengaku mbah Satinem sudah mendapatkan bantuan dari pihak desa , bantuan beras dan bantuan uang dari program nasional, berupa Program Keluarga Harapan Dinas Sosial.

"Terkait tarikan uang untuk pembayaran listrik sebesar Rp 25 ribu perbulannya, akan saya kroscek dulu, bila benar maka pihak kecamatan akan mengratiskan," kata Muhamad Makruf camat Tanjunganom Nganjuk

Pihak kecamatan dan desa akan meninjau rumah Nenek Satinem, dan mengecek kesehatannya. Dengan mengajak bidan setempat untuk pengobatan gratis. (s w )

Post a Comment

0 Comments