REFLEKSI KEMERDEKAAN RI Ke 74 Tahun


Oleh Moh Kholil Al Faruq,SH,M.PdI
Sekretaris Jendral GBIM

Jakarta, Radar Merah Putih.com - Kibaran Sang Merah Putih mulai menghiasi alunan melodi bagai lalu lalang kendaraan di jalanan yang mengingatkan tentang seja rah bangsa.

Di berbagai pelosok desa ikut menyambut dalam rangka wujud syukur untuk melestarikan sejarah dan budaya yang telah lahir sebelum Indonesia bebas dari penjajah.

Bahkan para pejabat pada tahun ini berlomba-lomba menggunakan pakaian adat terbaik, yang tidak lain menunjukkan keberagaman terhadap bangsa. Tiap menyambut hari kemerdekaan, kobaran semangat pelajar seolah mengajak rakyat Indonesia untuk memperingati hari kemerdekaan.

Setelah beberapa saat diwarnai dengan berbagai macam perpecahan dan perbedaan antar golongan maupun ormas, seakan-akan hari ini sudah  tidak ada lagi. Refleksi kemerdekaan menyebarkan ke segala penjuru masyarakat.

Segala perbedaan sudah disatukan dalam rangkaian memperingati Hari Kemerdekaan. Dengan adanya persatuan seperti ini, Indonesia optimis akan lebih maju dan unggul. Tetapi disini masih ada yang mengganjal dalam pemikiran saya.

Di balik hiruk pikuk dalam rangka untuk memperingati Hari Raya Kemerdekaan selalu diikuti dengan berbagai perayaan, janganlah kita lupa menyelami makna yang lebih mendalam.

Cukupkah peringatan kemerdekaan dirayakan hanya dengan kemeriahan, keriuhan, lomba-lomba? Cukupkah dengan kegembiraan sesaat? Rangkaian perjuangan para pendiri bangsa ini penuh perjuangan berat.

Benang merahnya bahwa semua itu bukanlah esensi utama dari peringatan Hari Kemerdekaan kita. Peringatan Hari Kemerdekaan berbeda dengan hari besar nasional lainnya.

 Bukanlah ajang silaturahmi, memanfaatkan tanggal merah untuk liburan, atau hanya sekedar lomba-lomba. Ada makna lebih dalam yang seharusnya kita gali dan menjadi pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada peringatan Hari Kemerdekaan tiap tahun.

Proses dan gagasan terkait kemerdekaan Indonesia merupakan perjuangan yang sangat menguras energi telah berhasil diwujudkan para pejuang berkat semangat “Kemerdekaan”. Soekarno pernah berkata bahwa perjuangan  melawan penjajah lebih mudah daripada melawan bangsa sendiri. Apa maksudnya? Masih ada saudara sebangsa yang baik secara sadar atau tidak sadar telah mengambil sikap yang salah hingga berpotensi disintegrasi bangsa.

Sebagai contoh adalah isu SARA yang begitu kuat dihembuskan, sempat menimbulkan kegaduhan dan perubahan persepsi atas perbedaan yang kita miliki.
Mereka dengan segala kepentingan kelompoknya melupakan kepentingan bangsa yang lebih besar.

Penghormatan yang setinggi-tingginya kepada para ulama yang dulu setuju atas perubahan sila pertama, Pancasila menjadi lebih terbuka. Itu semua tercatat jelas dalam sejarah. Karena para ulama mengutamakan persatuan bangsa. Karena para ulama sadar bahwa kita adalah negara yang beranekaragam dan Pancasila secara incraaht harus hadir sebagai ideologi terbuka yang mempererat dan menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa Pancasila bangsa kita akan terpecah belah maka Pancasila juga disebut pemersatu bangsa.

Miris melihat mereka yang mengatasnamakan agama atau ormas berusaha menyeragamkan perbedaan. Tanpa sadar bahwa para pendahulunya telah berbesar hati membukakan pintu Ke-Bhinekaan bagi negeri. Krisis nilai dan moral kebangsaan menjadi isu sentral yang harus diselesaikan bersama. Generasi muda adalah kunci utamanya.

Generasi muda sebagai agen perubahan harus mampu menginterpretasikan cita-cita luhur para pendiri bangsa dengan benar dengan terlebih dahulu paham akan nilai-nilai dasar seputar perjuangan yang kemudian harus diikuti dengan aksi nyata.

Bagaimana negara bisa berubah kalau agen perubahannya melempem? Jangan menunjuk orang, tunjuklah diri sendiri.  Apa arti mendalam dari peringatan kemerdekaan?

Tanyakan pada diri, apa yang sudah diberikan kepada negara? Jika belum ada, rencanakan. Karena pengabdian pemuda sangat ditunggu negara. Sungguh merugi kalau perayaan itu lewat tiap tahun begitu saja tanpa ada tujuan atau arah dari kemerdekaan.

Kami Ormas Generasi Baru Indonesia Maju ( GBIM ) siap Merajut Kembali Membangun Negeri Dengan Ekonomi Kreatif untuk indonesia yang lebih unggul dan maju SELAMAT HUT KEMERDEKAAN RI yang Ke 74 Tahun. ( red ) .

Post a Comment

0 Comments