Polres Nganjuk : Pelaku Pengeroyokan Di Warujayeng Menyerahkan Diri




Nganjuk , radar merah putih .com -  Kasus pengeroyokan Farhan Nurdiansyah, 20, di dusun Jetis , kelurahan Warujayeng  Kecamatan  Tanjunganom pada Kamis (7/5) lalu mulai menemukan titik terang. Ini setelah Zulham Sadhana, 37, salah satu pelaku telah menyerahkan diri pada Selasa (12/5) lalu.

Kasatreskrim Polres Nganjuk Iptu Nikolas Bagas Yudhi Kurniawan yang dikonfirmasi awak media ini membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, "  polisi memang telah mengantongi nama warga Desa Sugihwaras, Prambon tersebut sebagai salah satu pelaku. “Kami minta pelaku untuk menyerahkan diri dan yang bersangkutan bersedia,” ujar Nikolas

Penyidik pun langsung melakukan proses hukum terhadap Zulham. Dari keterangan yang didapatkan petugas, pelaku memiliki peran krusial dalam pengeroyokan terhadap Farhan. “Yang bersangkutan ini merupakan pelaku utamanya,” lanjut pria kelahiran Jogjakarta tersebut.

Berdasar keterangan Nikolas, Zulham merupakan aktor yang melakukan pemukulan dan melukai lengan Farhan. Hingga akhirnya mengalami luka robek sekitar sempat sentimeter (cm).

Namun, luka tersebut bukan disebabkan oleh sajam berupa parang atau pedang. “Dalam melakukan aksinya ini pelaku menggunakan pisau lipat atau pisau kecil,” tegas  Nikolas.

Dengan ditahannya Zulham, penyidikan lanjutan untuk mengungkap identitas pelaku lainnya akan relatif lebih mudah. Sesuai laporan awal, pelaku pengeroyokan terhadap Farhan diperkirakan berjumlah tujuh orang.

 “Untuk pelaku lain masih kami lakukan pengejaran. Kami juga meminta para pelaku lainnya untuk segera ikut menyerahkan diri,” sambung Nikolas sembari menyebut pihaknya juga sudah mengantongi nama-nama pelaku pengeroyokan lainnya.

Lebih jauh Nikolas menjelaskan, pengeroyokan tersebut tidak terjadi akibat adanya insiden meludah. Melainkan akibat sentimen antarkelompok perguruan bela diri. “Tidak ada (meludah). Itu hanya murni cari-cari perkara saja,” imbuh alumnus Akpol Semarang tersebut.

Untuk diketahui, penyerahan diri Zulham dapat terjadi lantaran ada koordinasi dari berbagai elemen masyarakat. Antara lain sesepuh perguruan bela diri di Prambon dan keluarga dari pelaku sendiri. “Setelah dibujuk akhirnya pelaku bersedia menyerahkan diri,” tegas Nikolas.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, penganiayaan dan pengeroyokan itu terjadi sekitar pukul 22.00. Farhan dan teman-temannya hendak mengisi BBM di SPBU Warujayeng. Mereka memilih untuk melewati jalan antar desa.

Lewat jalur tersebut, mereka akan bisa sampai ke sekitar SPBU Warujayeng. Namun, rencana untuk memotong kompas tersebut justru berakibat fatal. Mereka tidak bisa meneruskan perjalanan lantaran jalur yang dituju ternyata ditutup portal material pohon bambu.

Berniat putar balik, mereka justru dicegat segerombolan pemuda. Mereka langsung menghadangkan motornya agar korban tidak bisa kabur. Hingga akhirnya terjadilah peristiwa pengeroyokan berdarah tersebut. ( red/siwi) .

Post a Comment

0 Comments