Di Masa New Normal Tradisi Nyadran Desa Sonobekel Tetap Terapkan Protokol Kesehatan



Nganjuk,Radar Merah Putih.Com - Sedekah bumi yang biasa kita ucapkan bersih desa atau Nyadran , merupakan  kegiatan sakral yang dilaksanakan  oleh sekelompok masyarakat atau suatu daerah , sebagai salah satu sarana Nguri Nguri Budaya Jawa.

Nyadran kali ini sangatlah berbeda ,Desa Sonobekel yang menggelar tradisi setiap tahunnya jatuh pada waktu  di masa New Normal.Minggu ( 19/07/2020) .

Pantauan di lokasi punden desa ,sekitar  ratusan masyarakat  Sonobekel sangat antusias mengikuti tasyakuran dengan khidmat

Saat ditemui di dalam Punden desa ,Sentot Rudi Prastiono,ST selaku Kepala  desa Sonobekel disela sela acara tersebut, menyampaikan  ," untuk tahun ini karena kita melihat situasi dan kondisi seperti ini , kami tetap lakukan kegiatan Nyadran , namun tidak seperti pada tahun tahun sebelumya , hanya tasyakuran saja ," jelasnya

Masih ungkap Kades Sentot ,ia menekankan ,"itupun kami tetap patuhi anjuran pemerintah  dan terapkan protokol kesehatan , semua yang hadir diwajibkan memakai masker , dan cuci tangan sebelum acara dimulai ," jelasnya

Ditambahkan oleh Sentot,ia Berharap Virus Corona segera lenyap dari Indonesia khususnya Nganjuk ,"pintanya

Kades juga berharap kesehatan ekonomi masyarakat perlu dan tetap stabil demi mencukupi kebutuhan keluarga ," jelasnya

Dengan kesejahteraan keluarga maka kesehatan badan serta imunitas diri tetap dalam kondisi normal ,hingga penyebaran virus Corona ini semakin sempit dan viruspun segera punah . ," Lengkap Kades

Senthot selaku kepala desa saat berbincang santai kepada awak media  radar merah putih,ia mengaku
sebelum pelaksanaan Nyadran, para tokoh agama dan tokoh masyarakat dusun setempat telah menyepakati pelaksanaan sangat berbeda dengan tahun sebelumnya

Lebih lanjut ungkap Sentot,“selain mengikuti  anjuran pemerintah untuk social distancing, juga tetap bisa menjaga tradisi yang sifatnya  sudah turun-temurun dilaksanakan,”

Ditambahkan oleh Sentot, walaupun  kegiatan Nyadran tahun ini dilakukan secara terbatas, tetapi tidak mengurangi makna dari ritualnya itu.

“Dipanjatkannya doa agar semuanya diberi keselamatan dan kesejahteraan serta kondisi adem ayem di rumahnya.

Namun ,juga khusus agar  pandemi Covid-19 yang saat ini melanda di seluruh dunia, bisa segera berlalu serta  lenyap dari bumi.

Dengan demikian, masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa lagi,"jelasnya secara rinci (Siwi)

Post a Comment

0 Comments