Banyak Orang Lebih Memilih Liburan di Tempat terbuka





Oleh : Monica Savira D.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Radar Merah Putih.Com - Kasus Covid-19 di Indonesia pertama ditemukan pada awal bulan Maret, Pandemi ini merubah semua sistem baik Pemerintah Pusat maupun Daerah dan juga mengakibatkan tatanan ekonomi baik yang ada di Pemerintah maupun di Daerah menjadi berubah, tentu saja semua sistem baik dalam Bidang Kesehatan, Ekonomi, Sosial, Pariwisata dan Lain-lain sangant merasakan dampak dari pandemi covid-19 ini. 

Disaat pandemi covid-19 ini banyak membuat orang berada di rumah saja dengan waktu yang begitu lama tentu saja itu membuat mereka merasa bosan dan jenuh, karena mereka harus merubah kebiasaan-kebiasan mereka yang biasanya pergi bekerja, berangkat sekolah, nonton di Bioskop, jajan-jalan di Mall, atau bahkan hanya nongkrong bersama temannya. 


Masyarakat merasa butuh untuk keluar rumah, untuk menghilangkan rasa bosannya selama di rumah, maka mereka memutuskan untuk berlibur atau jajal-jalan bukan lagi di Mall melainkan di tempat yang terbuka seperti di Pantai, atau cafe-cafe yang menyediakan tempat out-door atau tempat yang menyajikan pemandangan alam yang indah karena masyarakat berfikir dikala mereka berada di tempat yang terbuka, dengan pemandangan yang indah dan suasana yang nyaman, udara yang sejuk.


Dimasa pandemi ini kebanyakan para pengunjung memilih berlibur di wisata alam seperti pantai, gunung, kebun teh. Salah satu contoh tempat wisata yang ada di Kab.Nganjuk yaitu ada di Kec.Ngetos tempatnya bernama kebun buah, di Kab.Kediri ada taman anggrek, Gunung Bromo, Taman Kelinci di Batu, Hutan Pinus di Jogja. Selain wisata alam, sekarang juga banyak cafe-cafe outdoor seperti cafe sawah di Malang, cafe  sap di Kediri, cafe 66 di kediri, cafe kebun bibit di Kediri.

Berlibur ditempat yang terbuka dan luas menjadi pilihan yang tepat untuk berlibur di saat pandemi covid-19, meskipun begitu baik pengunjung atau pengelola tempat wisata tetap menerapkan protokol kesehatan, contohnya dengan menyediakan tempat cuci tangan, menegecek suhu para pengunjung sebelum memasuki area wisata. Meskipun ada beberapa tempat wisata dibuka, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat memberikan kebijakan untuk jumlah kapasitas pengunjung dan jam dibukanya tempat wisata. 


Minat masyarakat untuk berwisata di area terbuka bisa membantu pendapatan para pemilik tempat wisata dan juga para pedagang kecil yang berjualan di sana. Sehingga perekonomian tetap berjalan meskipun pendapatan tidak sebanyak waktu kondisi normal. 


Meskipun berlibur di tempat tempat wisata terbuka dan diterapkannya protokal kesehatan tetap memiliki resiko, yang terpenting yaitu hidari kerumunan, pengunjung tetap disipilin dalam menerapkan protokol kesehatan. Apabila masyarakat tetap ingin berlibur, wisata tempat terbuka bisa menjadi pilihan ( moniq ) 

Post a Comment

0 Comments