Anggaran Aset Dinas Bercampur Swadaya, APH harus Panggil Pihak

 




Terkait dengan pemberitaan sebelumnya di RMP.Com menyoal adanya sebuah bangunan yang berdiri diatas bangunan Dinas SDA Kabupaten Malang dan terlihat acak-acakan sepanjang 20 m.


Setelah awak media mendatangi dinas terkait (dalam hal ini Kabid an.Habibah) selama beberapa hari dan yang bersangkutan selalu menghindar cenderung tidak mau di mintai klarifikasi.


Sedangkan dari penelusuran awak media dan Lsm ke beberapa lokasi pekerjaan proyek atau bangunan SDA wilayah Kecamatan Kromengan, Ngajum dan Wonosari di dapati fakta yang mengejutkan, terlihat banyak saluran irigasi yang bocor sampai jebol akibat tergerus air.


Lebih jauh, banyak fakta bangunan DAM yang sudah berusia puluhan tahun jebol terlihat lobang menganga besar juga tidak dilakukan perbaikan atau pemeliharaan rutin terkait Aset pemerintah ini.


Padahal informasi dari sumber rekanan dan orang dalam, saat ini ada sekitar 250 lebih paket mulai dari pembangunan hingga pemeliharaan.

Yang menjadi pertanyaan, dibawa kemana dan peruntukan bagi siapa di titik mana saja paket tersebut di taruh, sampai-sampai banyak saluran irigasi dan Dam yang tidak tersentuh.


Dari sumber bagian perencanaan (Win) dan Kades Jabuwer (Tuwuhadi) saat dikonfirmasi awak media (31/7/2021) menjelaskan " bangunan dalam pemberitaan tersebut memang kami yang bangun, karena setelah adanya banjir saluran itu rusak berat".


" Melihat hal itu, kami sudah mengajukan laporan ke SDA atas adanya kerusakan saluran air akibat banjir dan tentunya tidak langsung di tanggapi, mungkin saat ini masih proses. kalau menunggu dana dari dinas terlalu lama dan melihat saking urgent nya saluran irigasi bagi petani".


" Maka saya kirimi pasir dan batu saat itu, baru warga ada yang kasih material lain serta pengerjaan bangunan tersebut dengan gotong royong".


Masih menurut Tuwuhadi "di desa Jambuwer selama ini, jika ada bangunan seperti saluran irigasi dan lain-lain yang rusak serta menunggu dinas terlalu lama, ya kami kerjakan dengan swadaya warga masyarakat ".





"Saya secara pribadi kurang setuju dengan teknik pembangunan SDA pakai pasangan batu di area saluran irigasi, karena pasti tidak akan bertahan lama dan saya lebih yakin kalau seluruh bangunan saluran irigasi SDA pakai teknik cor pasti akan bertahan lama, paling tidak 15 tahun akan datang masih berdiri kokoh  bangunan tersebut".


"Tidak seperti kuwalitas bangunan SDA saat ini, umur belum sampai puluhan tahun sudah banyak yang rusak mulai retak, bocor, jebol hingga roboh tergerus air". Pungkasnya


" Untuk saat ini, ada sekitar 1,5 km saluran irigasi jarak dari mata air ke area pertanian tepatnya (rt 04 - rt 10) banyak bangunan SDA yang keropos bawah saluran, mungkin karena kuwalitas nya berkurang hingga terjadi keropos dan ahirnya air tidak sampai ke area pertanian sudah berkurang dan bahkan habis ". Ujar Win perencanaan desa Jambuwer. (Tim)

Post a Comment

0 Comments