Terkait Oknum Lurah Mandaran Masang Simbol Merah Putih Terbalik, Sekretaris LMPI Jatim Dan Beberapa Tokoh Masyarakat Angkat Bicara

 



Pasuruan - radarmerahputih.com- Terkait dengan adanya oknum Kepala Kelurahan Mandaranrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan dengan memasang simbol Merah Putih dikepalanya yang terbalik ( Putih Merah ), Laskar Merah Putih Indonesia ( LPMI ) bersama beberapa tokoh masyarakat angkat bicara.



Pada Kamis ( 26/08/2021 ) LMPI melalui Sekretaris Jawa Timur, Rachmad Tjahjono mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh seorang pejabat wilayah sangatlah tidak etis dilakukan, sengaja maupun tidak sengaja, sehingga menimbulkan rasa ketidak percayanya masyarakat.



" Yang jelas khilaf atau tidak, dimomen HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang 76th ini seorang pejabat melakukan kekhilafan, dengan terbaliknya warna merah dan putih yang diikat kepalanya. Seorang Kepala Kelurahan atau seorang pejabat wilayah itu adalah panutan dari masyarakat namun atas kehilafannya ini menimbulkan rasa tidak percayanya masyarakat ".



" Seorang Pemimpin itu seharusnya memberikan contoh kepada masyarakat, apalagi terkait rasa Nasionalisme, rasa Nasiobalisme tidak bisa diganggu gugat.


Menurut kami hal ini harus ada tindakan dari Aparat ataupun dari Instansi atas kesalahan - kesalahan yang disengaja ataupun tidak sengaja ", jelas Kang Yono. 



Selain itu, hal senada juga diungkapkan salah satu tokoh masyarakat H Abdul Qodir ( abah Qodir ). Abah Qidir juga menambahkan bahwa dimomentum hari Kemerdekaan dengan memasang simbolis merah putih dikepala nya dengan terbalik ini sudah menunjukkan kurangnya rasa prefesional dan berharap terkait dengan kejadian tersebut Pak Lurah ( bersangkutan ) harus meminta maaf secara umum kepada bangsa Indonesia dan kepada seluruh masyarakat dengan secara luas.



Selain itu pula, hal ini juga ditambahkan oleh salah satu tokoh Mandaranrejo, Muslimin. Menurut Muslimin Pak Lurah ini menunjukkan rasa tidak etis apa yang dilakukkannya. 



" Dan dalam kesempatan kali ini, saya selaku tokoh masyarakat juga menagih janji apa yang pernah diungkapkan oleh Wali Kota Pasuruan kepada H Hanafi, sehingga  permasalahan ini cepet larut ", jelas singkatnya.



Sementara itu, terkait penyampaian dari beberapa tokoh masyarakat Mandaranrejo tersebut Kang Yono juga menambahkan bahwa membuktikan dengan adanya keberadaan Kepala Kelurahan Mandaran itu kinerjanya kurang berkenan dihati masyarakat.




" kalau menurut saya, terkait Kepala Kelurahan Mandaranrejo pangkatnya masih kurang untuk menjabat sebagai seorang pemimpin wilayah, sehingga pada akhirnya timbul persoalan dalam lingkungan wilayahnya, ini merupakan terkesan dipaksakan. Pengangkatan yang tidak memenuhi persyaratan sehingga mengakibatkan hal hal yang diluar konteks ( kepegawean atau pejabatnya ) itu terjadi. Ini semua kembali lagi semua dampak dari kurangnya kepangkatan, dipaksakan kepangkatannya. Kalau memang dia sudah memenuhi kepangkatannya pasti ada yang namanya propertes, layak gak dia menjadi seorang Kepala Kelurahan, tidak tiba - tiba diangkat begitu saja ".



" Ini merupakan sebuah gambaran supaya tidak terjadi di instansi - instansi yang lain, tidak berdasarkan keprefesional, tidak berdasarkan kredibilitas tetapi berdasarkan leigh and disleigh, temaptkan seseorang sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. Dan harapan saya yang juga didukung beberapa tokoh masyarakat agar menjadi kajian, evaluasi ulang bagi Wali Kota Pasuruan terkait kepemimpinan dan kinerja kepala kelurahan mandaranrejo ", tambah Kang Yono.

 (Sy)

Post a Comment

0 Comments