Pipa Perumdairta Kanjuruhan unit Lawang berumur puluhan tahun, kapan peremajaan...?



Malang , radarnerahputih.com ,- Terkait dampak dari musim kemarau Ahir-ahir ini, sangat dirasakan oleh warga masyarakat Kabupaten Malang mulai bulan Agustus hingga Oktober dan awal Nopember baru ada hujan. 

Terlebih lagi seperti Perumda Tirta Kanjuruhan unit Lawang dan beberapa unit yang lain, yang memang mengandalkan air dari sumber setempat untuk menyuplai kebutuhan warga selaku pelanggan dari masing-masing unit. 

Dari pantauan awak media beberapa bulan terakhir ini, banyak pelanggan Perumda Tirta Kanjuruhan yang berada di daerah Pelosok seperti wilayah Malang Selatan, Wagir, Lawang bahkan Pakisaji sendiri yang dekat dengan kantor pusat Perumda Tirta Kanjuruhan masih terdapat keluhan dari pelanggan terkait pasokan air yang tidak merata. 

Dan dari beberapa unit tersebut, dalam rangka mensiasati kekurangan debit air bermacam-macam.Ada yang dihidupkan bergiliran tergantung letak tinggi rendahnya lokasi sambungan pelanggan dan adajuga dengan mengatur dalam satu hari satu malam bergantian pasokan air tersebut, sehingga setiap pelanggan mendapat jatah air ada yang siang dan ada yang malam. 

Saat awak media menemui kepala unit Perumda Tirta Kanjuruhan Lawang Syamsul Syahri (6/11/2021) di salah satu sumber yakni sumber Suko, terkait kondisi debit air yang turun drastis sehingga berdampak pada pasokan air yang sering telat wilayah Kecamatan Lawang. 



Kanit ini menjelaskan “kami sebetulnya mempunyai  empat sumber mata Air seperti sumber polaman, sumber suko, kali biru ada dua yang pada waktu musim penghujan semua normal”. 

“tetapi pada waktu musim kemarau tiba, Agustus hingga Oktober ya dari semua mata Air tersebut debitnya turun drastis dan dengan kondisi seperti itu kami berupaya menjaga agar pasokan air pada pelanggan tidak telat, saya yakin ini dirasakan oleh semua unit dan tidak saya saja”. 

“Dari 14.000 an pelanggan air bersih wilayah unit Lawang, dalam kondisi debit turun seperti saat ini, ya pasti ada yang bentar-bentar komplain masalah kualitas air keruh, air mati, air kecil dan macem-macem”. 

“Saya berharap pada direksi agar pipa-pipa yang sudah berumur puluhan tahun mungkin pipa jaman Belanda ini bisa diganti atau dilakukan peremajaan dengan pipa PE yang lebih layak dan saya kira kalau pipa besi sudah diganti, pasti pasokan air lebih lancar pada pelanggan”. 



“Dan kalau mengenai tentang berapa panjang pipa yang harus diganti, untuk satu pipa dari sumber suko sampai tandon simping dibutuhkan pipa sekitar satu setengah kilometer, terus dua pipa dari Kalibiru sekitar satu kilometer”. 

Lebih jauh, “satu pipa dari sumber polaman sampai tandon berikutnya butut sekitar satu setengah kilometer dan total untuk pembenahan agar bisa maksimal pasokan air, kami butuh peremajaan pipa sepanjang sekitar 5-6 kilometer ukuran delapan”.  

Selain itu,” wilayah unit Lawang harus melakukan pengeboran untuk mencari mata air untuk mengatasi pasokan air pada pelanggan di musim kemarau tiba, saya yakin dengan begitu masalah air teratasi”. Pungkasnya 

( Ihwan ) 

Post a Comment

0 Comments