dr.imam ; saya berharap bisa mendeteksi mereka lebih dini (pengguna)

  



Malang ,radarmerahputih.com Puskesmas Gondanglegi merupakan puskesmas kabupaten Malang yang di tunjuk Kemenkes dan bekerjasama dengan BNN untuk membantu melayani pasien rehabilitasi narkoba dan sistem yang dipakai adalah sistem rawat jalan.


Artinya Pasien rehabilitasi narkoba datang untuk mengambil obat jenis metadon, dan menurut dr.imam selaku kapus Gondanglegi saat ditemui awak media menjelaskan (11/8/2022) "secara teknis nanti ada panti rehab dari BNN dan sebagai kelanjutan pengobatannya disini melalui poli rehabilitasi obat metadon tersebut".


"Adapun sistem kita adalah rawat jalan atau lebih tepatnya, mereka datang kesini untuk mengambil obat metadon dan pemberian obat tersebut secara berkesinambungan dengan resep dari dokter tentunya".


"Jadi apabila pasien tersebut obatnya habis, ambil lagi di puskesmas Gondanglegi dan kalau terkait jangka waktu berapa lama pemberian obat metadon, ya kembali lagi pada dokter yang menangani , semisal disitu diberi satu bulan,ya kita kasih satu bulan dan kalau diresep harus diberi dua Minggu,ya kita kasih sesuai resep dokter nya ".


"Karena untuk mengobati kecanduan itu tidak bisa langsung sembuh dan bebas obat, perlu perawatan lebih lanjut ya dengan pemberian obat metadon dengan pengawasan dari Tim kita yang beranggotakan dokter, perawat juga bagian obat yang mana mereka semua sudah dibekali ikut pelatihan khusus untuk poli rehabilitasi narkoba ini atau berlisensi ".


"Yang perlu kita ketahui, orang kecanduan narkoba akan gelisah dan kadang sampai tidak terkendali dan diharapkan dengan pemberian obat itu secara teratur akan bisa menghilangkan efek dari kecanduan nya ".


Sejauh ini, "mereka pasien rehabilitasi perawatan obat metadon banyak yang sudah berhasil lepas dari kecanduan pengaruh narkoba dan mereka pun tetap kita pantau, kecuali mereka yang putus perawatan tidak konsumsi obat sesuai resep dokter ya pasti lebih sulit lepas dari pengaruh narkoba ".


"Pasien kita selama ini berdiri atau ada poli rehabilitasi perawatan obat metadon warga dari Malang raya ,ada dari kota Malang, kota batu pun dari kabupaten Malang sendiri. kalau ditanya apa obat tersebut ada di apotek, ya tentu tidak ada, karena hanya puskesmas Gondanglegi yang sudah ditunjuk Kemenkes dan kerjasama dengan BNN untuk lintas sektor nya bisa melayani perawatan kecanduan ada droping Obat tersebut".


Harapan saya" semakin lama kita tidak tahu kasus-kasus pengguna narkoba, ini kayak gunung es yang kelihatan cuma dipermukaan saja dan masih banyak lagi. Saya berharap bisa mendeteksi mereka lebih dini, meski kita punya program pemeriksaan HIV dan lainnya, tapi untuk pengguna narkoba harus sadar untuk segera berobat, ada keterbukaan dari pengguna dan keluarga harus mendukung untuk sembuh dan Minggu depan Tim poli rehabilitasi obat tersebut diundang oleh Kemenkes ke Jakarta tentu ada hubungannya dengan tugas poli ". Ujar dr.imam


Sedangkan dari salah satu Tim poli rehabilitasi narkoba menambahkan "dulu pasien poli tersebut ada 32 orang warga dari Malang raya ,tapi seiring waktu berjalan tinggal 7 orang saat ini yang masih dalam perawatan dan pantauan kami day kalau lama perawatan hingga mereka bisa lepas ya tergantung dari kepatuhan mereka dalam menjalani terapi disini ".


"Pasien yang rehabilitasi Tersebut rata-rata mulai dari 2018 hingga sekarang masih perawatan, kalau harapan dulu sih disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian nya, misalnya satu bulan terus dievaluasi hingga bisa turun dosis sampai bisa melepaskan diri".



"Dari 7 orang tersebut yang masih dalam wilayah kerja Puskesmas Gondanglegi tinggal satu orang dan yang enam itu diluar wilayah kerja kita, terkait obat metadon itu, kita kasih gratis karena subtitusi nya droping dari pemerintah dan tidak ada penarikan melakukan terapi disini".


"Kami berpesan yang terpenting adalah motivasi untuk tetap hidup dengan menerapkan pola hidup sehat. karena sekuat apapun kita membantu perawatan, kalau mereka tidak ada motivasi untuk sembuh. Misalnya kalau tidak bisa keluar dari situ,ya jangan pakai yang lain, makan harus cukup, dan syukur-syukur dia menunjukkan keinginan kalau dia bisa".


"Kalau menengok ke belakang, dulunya mereka tidak mau datang kesini untuk terapi, jadi kita datang ke komunitas mereka melakukan pendekatan dan memberi motivasi , setelah mereka merasa aman dengan keberadaan kita ya akhirnya mereka mau datang kesini sendiri ikut rehabilitasi ".


"Tahun 2016 mereka ada yang sudah pakai putau, jarum dan lainnya. Rata-rata mereka dulu pengguna multi drug ada yang SS hingga seadanya dipakai.

Awal datang ngakunya pengguna satu jenis narkotika, tapi setelah didalami ya mereka multi drug  jadi tidak satu jenis, kalau lagi pingin jenis apa ya pakai, kalau ditanya mengenai ciri dari pengguna ya kita tidak tahu, kalau tidak pas sakau kita lihat baru ketahuan, mungkin kalau pengguna jarum bisa dilihat dari bekas ditangan ". Pungkasnya pada awak media, (tim)

Post a Comment

0 Comments