Masih Berdiri Kokoh Gubuk Marsinah di Jegong Wilangan .

 


Nganjuk, radarmerahputih. Com - Marsinah, perempuan muda yang berjuang demi kepentingan orang banyak ( buruh di sebuah pabrik di Sidoharjo ) , namanya dikenang sepanjang masa.


Perempuan muda yang berasal dari desa Nglundo kecamatan Sukomoro Kabuoaten Nganjuk, adalah pahlawan buruh yang kala itu tahun 1993 menjadi korban pembunuhan karena memperjuangkan nasib teman temanya. 


Jasadnya ditemukan di sebuah gubuk yang ada di dusun Jegong Desa Wilangan kecamatan Wilangan. 

Hingga saat ini gubuk tersebut menjadi saksi bisu tragedi ditemukannya jasad Marsinah..


Konon kabarnya Marsinah saat itu bekerja di PT Catur Putra Surya (CPS) Sidoarjo , sebelum ditemukan jasadnya di gubuk tersebut pada tanggal 9 Mei 1993 Marsinah sempat menghilang selama 4 hari , 


Gubuk tersebut hingga saat ini masih berdiri kokoh, dan masih bermanfaat untuk tempat berteduh para petani setempat usai melakukan pekerjaan di sawah. 


Mbah Wiji (82) orang pertama kali yang melihat jasad Marsinah di gubuk tersebut, mbah Wiji mengaku masih mengingat jelas peristiwa itu. Dirinya diminta Kepala Dusun ( Kasun) atau yang lebih simple sebutan mbah Wo, saat itu mbh Wiji diminta untuk melihat ada orang yang tergeletak di gubuk . "Waktu saya dekati, matanya sudah dikerubuti semut, dan sudah meninggal," katanya lirih.


Marsinah ditemukan dalam posisi terlentang, mengenakan kaos abu-abu, rok cokelat tua, dan sandal jepit. Di dekat tubuhnya terdapat kantong plastik berisi resi wesel pos dan perhiasan yang masih melekat di jarinya, berkat resi itulah identitas Marsinah terungkap.


Setelah penemuan itu, Mbah Wiji beberapa kali dipanggil menjadi saksi di persidangan di Surabaya. "Kalau nggak salah, 13 kali saya ke pengadilan," kenangnya.


Meski memiliki nilai sejarah tinggi, gubuk ini belum pernah diberi penanda resmi. Warga hanya menyebutnya sebagai "Gubuk Marsinah", tanpa prasasti atau keterangan apa pun di lokasi. Padahal, Marsinah telah menjadi simbol perjuangan hak-hak buruh dan korban kekerasan rezim Orde Baru.


Menjelang Hari Buruh di bulan Mei mendatang, sebuah komunitas sejarah di Nganjuk berencana memasang plakat peringatan dan memperbaiki gubuk tersebut. Upaya ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mengenang perjuangan Marsinah dan menyadarkan generasi muda atas pentingnya keadilan dan kemanusiaan. ( **). 

Posting Komentar

0 Komentar