Dua Tahun Terbengkalai, Gorong-Gorong Dusun Merabung Akhirnya Dibangun Swadaya Kepala Pekon

 




Tanggamus radarmerahputih.com Proyek gorong-gorong di Dusun Merabung, Pekon Banjar Agung Ilir, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus, Lampung, sempat terbengkalai selama dua tahun. Alih-alih menunggu pemerintah turun tangan, empat kepala pekon akhirnya patungan dari kantong pribadi mereka untuk membangun secara permanen.


Keempat kepala pekon itu berasal dari Banjar Agung Ilir, Banjar Agung Udik, Tangkit Serdang, dan Talang Lebar. Warga kompak dilibatkan menyumbang tenaga ,


Kepala Pekon Banjar Agung Ilir, Drs. Sahrawi, menyebut pembangunan ini tidak bisa lagi ditunda, Gorong-gorong tersebut menjadi akses penting ribuan warga kecamatan pugung menuju sekolah, pasar, hingga lahan pertanian.


“Sudah dua tahun terbengkalai. Menunggu bantuan pemerintah belum juga tiba , Alhamdulillah ,Akhirnya kami sepakat membangun permanen dengan dana pribadi,” kata Sahrawi, Kamis, (21 /08/ 2025)



Nada serupa disampaikan Kepala Pekon Banjar Agung Udik, Hi. Yuhendri, S.Si. Ia menilai langkah ini lahir dari kepedulian. “Masyarakat ini enak, apa yang bisa dikerjakan kita kerjakan. Untuk sementara empat kepala pekon yang terlibat. Tapi tidak menutup kemungkinan pekon lain, seperti Tiuh Memon, ikut menyumbang,” ujar Yuhendri.


Gotong Royong

Inisiatif empat kepala pekon ini dianggap bentuk kepedulian halus terhadap abainya pemerintah daerah. Selama dua tahun, masyarakat terpaksa menggunakan jalan memutar karena ketiadaan jembatan kecil itu. Kondisi makin parah jalan becek licin dan rawan musibah


Yuhendri menekankan bahwa gotong royong ini lebih dari sekadar pengerahan tenaga. “Ini modal sosial yang nyata. Kalau terus dijaga, keterbatasan bisa ditutup dengan kebersamaan,” ucapnya.


Gorong-gorong di Dusun Merabung bukan satu-satunya. banyak wilayah, pembangunan infrastruktur kecil kerap terabaikan karena minim anggaran atau lamban dalam prioritas pemerintah. Akibatnya, kebutuhan vital masyarakat desa seringkali dipenuhi lewat cara swadaya.


“Kami tidak ingin setelah dibangun permanen ini, kemudian dibiarkan begitu saja. Pemerintah tetap harus hadir untuk pemeliharaan,” papar warga setempat,


Gotong royong empat kepala pekon ini membuka mata publik” infrastruktur kecil di desa (pekon) bisa selesai bila ada kemauan. Pertanyaannya, sampai kapan masyarakat harus menanggung sendiri pekerjaan, oleh pemerintah tutur nya.


(Husni Munir)

Posting Komentar

0 Komentar