Wabup Nganjuk Marhaen Djumadi Kunjungi Lokasi Banjir




Nganjuk , Radar MP - Wakil Bupati Nganjuk Drs. Marhaen Djumadi  meninjau pintu air sungai yang tersumbat longsoran barongan bambu, sehingga memicu luapan air bah, juga beberapa desa dan kecamatan Rabu ( 06/02/2019) .

Marhaen  didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk Soekonjono, Kepala Dinas Sosial PPPA Nganjuk Mokhammad Yasin, dan sejumlah pejabat terkait.

Kunjunganya kali ini  diawali di Kecamatan Berbek, terkena banjir hampir 1 meter sebelumnya dan merendam ratusan rumah, antara lain Desa Grojogan dan Desa Sonopatik.

Sedangkan lokasi lainnya di Kecamatan Bagor, sekarputih, gandu, dll Kecamatan Sukomoro, di Sumengko, dan di sungai dongdet Nganjuk kota, hingga terakhir di Desa Banaran Kecamatan Pace.

Wabup Marhaen mengatakan bahwa kunjungan ini dimaksudkan untuk melihat dari dekat lokasi, sekaligus mengetahui kondisi warga masyarakat yang terkena banjir, sebagai bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah Kabupaten Nganjuk.

Menurut Wabup, banjir yang terjadi ini selain disebabkan tingginya curah hujan beberapa hari terakhir, sehingga memicu meluapnya sungai-sungai dari hulu Gunung Wilis.

Ia  juga telah memerintahkan seluruh instansi dan elemen terkait,  untuk bekerja di lapangan melakukan penanganan, sekaligus bersiaga 24 jam mengantisipasi bila ada banjir susulan.

Untuk warga terdampak yang hingga kini masih dalam pendataan, seperti bangunan rusak dan kerugian material lainnya, akan ditangani oleh BPBD Nganjuk dan Dinas Sosial PPPA Nganjuk.

Lebih lanjut Marhaen , untuk upaya ke depannya dalam meminimalisasi banjir, pihaknya akan menata ulang manajemen pengelolaan air di Kabupaten Nganjuk.

Hal ini berdasarkan temuannya di lapangan, saat berkeliling meninjau lokasi banjir, ternyata ada sungai-sungai kecil yang tetap kering.

"Di Nganjuk ini kan punya kelebihan airnya kenceng. Tapi cepet surut juga. Tadi ada sungai yang memang debit airnya tinggi. Tapi ada juga sungai kecil itu masih kosong. Jadi mungkin manajemen airnya harus dipakai. Jadi tidak sampai satu titik antrean airnya penuh, yang lainnya kosong. Artinya, pengeloaan airnya harus lebih merata," ujar Marhaen.  Termasuk masyarakat kita ajak gotong royong untuk perbaikan saluran -saluran air di kota dan saluran ke sawah sungai kecil maupun besar, termasuk untuk tdk membuang sampah di sungai dan saluran.
(siwi).

Post a Comment

0 Comments